Senin, 17 November 2014

Seekor Kucing dan Malapetaka

 عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : “عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِيْ هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيْهَا النَّارُ، لاَ هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ سَقَتْهَا إِذْ هِيَ حَبَسَتْهَ، وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلأَرْضِ”
 Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda: “Seorang wanita disiksa karena ia mengurung seekor kucing hingga mati dan wanita itu pun masuk neraka; wanita tersebut tidak memberi kucing itu makan dan minum saat dia mengurungnya dan tidak membiarkannya untuk memakan buruannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
KANDUNGAN HADITS
Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar selalu berbuat baik kepada sesama umat manusia, bahkan kepada kepada binatang. Berbuat baik dan mengasihi sesama makhluk hidup dapat mengantarkan pelakunya ke sorga Allah SWT.

Dalam hadits ini Rasulullah SAW menceritakan seorang wanita yang menyiksa seekor kucing. Sang wanita tidak saja mengurungnya, namun juga tidak memberinya makan dan minum, bahkan dia juga tidak melepaskannya hingga kucing tersebut bisa mencari makanannya sendiri. Perbuatan yang buruk ini menyebabkan wanita tersebut kelak akan masuk neraka.
Hadits ini memberikan peringatan keras kepada siapa pun agar memperlakukan makhluk hidup, termasuk seekor kucing, dengan baik. Bisa dikatakan, manusia harus “berperikehewanan” yang sama-sama makhluk hidup ciptaan Allah SWT.  Bahkan, menyembelih hewan pun harus dengan cara yang baik pula. Rasulullah SAW bersabda:
 “إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شفَرْتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ”.
 “Sesungguhnya Allah mewajibkan (kamu) untuk berbuat baik atas segala sesuatu, apabila kamu hendak membunuh, maka lakukan pembunuhan itu dengan baik dan apabila kamu hendak menyembelih, maka lakukan penyembelihan itu dengan baik. Dan hendaknya salah seorang di antara kalian menajamkan alat pemotongnya dan menjadikan sembelihanya itu  merasa nyaman” (H.R. Muslim).
Nyawa Manusia Lebih Berharga
Dalam hadits ini juga ada isyarat Rasulullah SAW untuk memperlakukan binatang dengan baik dan tidak boleh menyiksanya. Barangsiapa menyakiti atau menyiksa seekor binatang tanpa sebab tertentu yang dibenarkan syariat, apalagi sampai membunuhnya, maka Allah SWT pasti akan memberikan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Kalaupun binatang tersebut diduga kuat sangat membahayakan, maka ia boleh dibunuh tanpa harus menyiksanya.
Di sinilah salah satu letak kemuliaan agama Islam. Kepada binatang saja kita diwajibkan untuk berlaku baik. Kalaupun harus membunuhnya, maka harus dengan cara yang baik pula.
Menyiksa binatang saja berdosa, apalagi menyiksa sesama manusia. Demikian banyak orang yang dengan mudahnya “menghilangkan” nyawa orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan. Padahal, di dunia hukumannya amat berat dan di akhirat tentunya lebih berat lagi.
Anjing Pun Menjadi Penyebab Masuk Surga
Ada beberapa riwayat yang menceritan kisah penyebab masuknya seseorang ke dalam surga kelak, di antaranya seorang laki-laki yang dalam perjalanannya merasakan dahaga, lalu dia minum dari sebuah sumur, namun ketika dia selesai minum, dia pun melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya ke tanah karena kehausan. Laki-laki itu pun kembali mengambil air dari di sumur itu, lalu memberikannya kepada anjing yang sedang kehausan itu. Karena telah menolong anjing yang sedang kehausan, dia pun diberi pahala masuk sorga.
Khurafat Kucing
Banyak pemahaman khurafat atau kisah-kisah bohong yang sama sekali tidak ada dasarnya yang selama ini diyakini oleh kebanyak orang, bahwa apabila menabrak kucing akan menimbulkan malapetaka. Jelas, keyakinan itu tidak benar dan tidak ada dasarnya. Kalaupun itu terjadi, maka lakukanlah penguburan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar